Laman

Sabtu, 24 April 2010

Tetap bisa tersenyum

Sebelum berangkat kantor juga sudah ada feeling bahwa hari ini cuaca Kerinci akan kembali 'Normal', kalau siang panas banget tetapi pas sore hari hujan lebat. Ini sudah semakin sering terjadi akhir-akhir ini, mungkin karena hutannya sudah hampir habis dibabat xxx....

Pegalnya badan, sejuknya udara pagi yang berhembus dari jendela yang sudah terbuka semakin membuat betah bergulat dengan guling. Kemarin sampai jam 12 malam kita masih asyik bermain 'bulu putih', mungkin karena tidak ada pendinginan sang badan protes untuk cepat-cepat beranjak dari tempat tidur. Seolah olah dia minta tambahan waktu sebagai kompensasinya, yah tak apalah daripada dia mogok benaran...hehe

Segelas susu cokelat, roti biskuit Roma dan roti tawar tetangga memanjakan perutku untuk sarapan pagi ini.
"Bus...bus...bus..." teriak orang-orang yang shedulenya general, sama dengan saya.
Sarapanku belum habis, acara tvnya juga sedang bagus, kuputusakan untuk menunggangi jupiter z-ku ke kantor hari ini.

......

"I have idea, you can follow this or not because I know Fiber Report is Good"
My bos said, ketika kita coba presentasikan status wood cost Actual YTD March 2010 compare dengan Budget.
Sangat jarang saya menemui seorang Bos integritas seperti ini, biasanya tidak jauh dari statement, "Saya mau seperti ini... Saya tidak mau tau, pokoknya...dll". Salut denganmu Pak CST...

Pukul 6.15 dengan menumpang Taxi ke Post 18 tempat si Hitam aku parkir, angin sudah mulai berhembus dengan kencang. Dan ramalan cuaca-ku (bedanya dengan perkiraan apa ya?) 100% benar hari ini. Walaupun hujan lebat kuputuskan untuk memacu motorku menuju Town side 2, besok saya day off jadi tidak masalah, dan perutku dah kelaparan juga.

Hujan yang sangat lebat dengan angin kencang membuat si hitam hanya bisa dipacu maksimal 40Km/jam, itu pun hanya di jalur yang lurus. Air hujan yang mengenai wajahku seperti ditusuk-tusuk jarum, ku coba untuk turunkan kaca helm bmc-ku untuk menghindari air hujan langsung mengenai wajahku tetapi tidak jadi karena pandanganku jadi kabur. Laju motorku pun semakin ku perlambat karena butiran-butiran air semakin banyak menempel di lensa tag heurku. Dinginnya air hujan semakin terasa tak kala bajuku sudah basah total, dan air hujan mengenai perutku yang sudah kosong. Tetapi sepertinya aku menikmatinya, terbukti dengan senyum yang masih tersisa ketika aku sudah sampai di kamarku dan mencoba melihat kondisiku di cermin dekat tempat tidurku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar